Tak ada hasil yang ditemukan

    Menggagas Berdirinya Credit Union Keling Kumang (The Hidden Story)


    Oleh : Redemptus Musa


    Pada tanggal 29 September 1992 sd. 1 Oktober 1992 diadakan pertemuan Komisi Komsos Keuskupan untuk regio Keuskupan Agung Pontianak di Kantor Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Agung Pontianak, yang satu Kompleks dengan Kantor Yayasan Perum Pontianak.


    Dari Komisi Komsos Keuskupan Ketapang, saya adalah salah satu yang diutus untuk menghadiri pertemuan tersebut. Maka pada hari minggu, tanggal 27 September 1992 saya berangkat dari Ketapang dan tiba di Pontianak keesokan harinya, yaitu Senin, tanggal 28 September 1992. Kami menggunakan KM Saroha, kapal motor berbodi kayu yang memerlukan jangka waktu sekitar 20 jam perjalanan, berangkat sore hari dari Ketapang dan tiba siang hari keesokan harinya di Pontianak. Kala itu akses ke Pontianak masih sulit dan lama, serta terasa mahal. Jaringan telepon seluler seperti hand phone atau smartphone belum ada.


    Pada saat saya sudah berada di Pontianak, saya memberi tahu adik-adik saya yang tinggal di Pontianak bahwa saya lagi ada  di Pontianak, untuk mengikuti kegiatan Komsos. Mereka yang tinggal di Pontianak adalah Munal, Masiun dan Mikael yang belum lama pindah ke Pontianak dan bekerja di sebuah Perusahaan kayu, PT.Tanah Sakti, Wajok, Pontianak. Adik saya, Martina (alm), kala itu tinggal bersama Masiun, di rumah kontrakan, Gg Selat Lombok II, Siantan, Pontianak.


    Mendengar saya di Pontianak, mereka mengundang saya untuk “beranau” ke rumahnya. Tetapi Munal menggagas agar kita bertemu di salah satu rumah mereka dan diputuskan tempatnya di rumah kontrakan Masiun, karena letaknya relatif di tengah antara Munal dan Mikael. Disepakati juga mengundang warga kampung asal Sekadau yang kala itu bekerja di Pontianak, seperti Hadrianus Lukas, Sekun dan Ali Pius (saudara Sekun). Pertemuan itu, dimaksudkan untuk “bekerung, beranau, begauk”, tetapi juga mau mendiskusikan alat atau sarana apa yang dapat digunakan untuk pemberdayaan masyarakat di kampung, khususnya Tapang Sambas, Tapang Kemayau dan sekitarnya. Ayah kami secara administratif berasal dari kampung Tapang Sambas dan Ibu kami dari kampung Tapang Kemayau; tetapi secara geografis rumah orang tua kami berada di wilayah kampung Tapang sambas.


    Pada tahun 1992 itu, sudah dihasilkan 2 (dua) orang sarjana yang  berasal dari kampung ini.

    Mereka adalah Munaldus, Sarjana Pendidikan Matematika dan tamat tahun 1987 dan Masiun, Sarjana Pendidikan Bahasa Inggeris, tamat tahun 1991. Keduanya adalah alumni UNTAN. 


    Walaupun saya adalah perintis awal keluar dari kampung dan “membuka jalan” di Pontianak pada Juli tahun 1982, tetapi pada tahun 1992 (10 tahun kemudian) saya masih berstatus tamatan Pendidikan Guru Sekolah Menengah Pertama (PGSMTP), setingkat Diploma 1 (D1). Pada tahun itu, saya baru memulai studi Penyetaraan Diploma 3 Pendidikan Matematika di Universitas Terbuka (UT) di Ketapang. Pada tahun 1982, ketika saya datang pertama kali di Pontianak, saya tidak punya siapa-siapa; tidak punya keluarga atau kerabat di Pontianak. Satu-satunya orang yang dapat saya tuju di sana adalah Bapak Robertus Subagyo,BA,(alm), mantan guru saya di SPG Santo Paulus Sekadau, yang saat itu sudah pindah ke Pontianak bersama keluarga, untuk menyelesaikan pendidikan sarjana starata 1 di Untan. Mereka tinggal di Kota Baru Pontianak. Beliaulah yang paling banyak memotivasi saya agar dapat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi dan menjadi sarjana.


    Pertemuan di rumah kontrakan Masiun itu, dilaksanakan pada malam hari, pada hari Kamis tanggal 1 Oktober 1992. Kita berbicara santai, sambil menikmati hidangan ala kadarnya yang tersedia. Selanjutnya, mengemuka gagasan bahwa “kita bersaudara” adalah orang pertama yang keluar dari kampung dan berhasil meraih pendidikan tinggi dan sudah bekerja di kota. Muncul pertanyaan, “apa yang dapat kita lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap kemajuan dan perkembangan Tanah Kelahiran”? Jangan sampai terjadi, setelah kita berhasil dan sukses, kita lupa dengan kampung halaman dan tidak ada memberikan kontribusi terhadap kemajuan kampung halaman dan masyarakat. Jangan sampai seperti pepatah “seperti kacang lupa dengan kulitnya”.

    Maka, muncul beberapa gagasan kala itu, misalnya mengajak masyakat menanam karet dan tidak menyerahkan tanah ke pihak perusahaan (karena perusahaan Sawit MJP sudah mulai masuk di Sekadau pada tahun 1987), mendorong agar anak-anak harus sekolah sampai menjadi sarjana,memiliki usaha dan lain-lain. Namun tidak ada yang terasa mantap untuk dilaksanakan segera dan bagaimana caranya memulainya.


    Kemudian Munal menceritakan pengalamannya bersama teman- temannya mendirikan Credit Union Pancur Kasih di Pontinak yang pada saat itu sudah mulai berkembang. Munal berpendapat bahwa nampaknya mendirikan CU di kampung adalah alat yang paling cocok untuk sarana pemberdayaan masyarakat di kampung. Hadirin yang hadir setuju bahwa melalui Credit Union kita dapat menjangkau banyak orang, termasuk menggalakkan menanam karet dan mengajak masyarakat kampung untuk tidak menyerahkan tanah ke perusahaan dan mendorong mereka untuk sekolah sampai menjadi sarjana dan lain-lain. Belakangan terbukti, kampung Tapang Sambas, Tapang Kemayau dan kampung Baru tidak masuk daerah PIR Trans dan masyakat tidak menyerahkan tanah.


    Pada malam itu, saya mengatakan bahwa saya tidak dapat terlibat dalam pengorganisasian dan pendirian Credit Union di kampung (malam itu, nama Credit Unionnya belum ada), karena saya tinggal jauh di Ketapang, demikian juga Mikael sulit mendapat ijin tidak masuk kerja dari perusahaan, apalagi masih relatif baru bekerja di sana. Maka disepakati bahwa tugas pengorganisasian dan pendirian Credit Union di kampung diserahkan kepada Munal dan Masiun, 2 (dua) sarjana pertama dari kampung Tapang Sambas- Tapang Kemayau. Saat itu Munal sudah bekerja sebagai Dosen di UNTAN dan Masiun belum bekerja di Pancur Kasih, tetapi masih di Lembaga Kursus Bahasa Inggeris “Gajah Mada”. Keesokan harinya, tanggal 2 Oktober 1992, saya kembali ke Ketapang. 

                            

    Berbekal rekomendasi pertemuan “Gg Selat Lombok II” itulah,selanjutnya Munal dan Masiun mempersiapkan pengorganisasian  pendirian Credit Union di kampung, yang kemudian dikenal dengan nama Credit Union Keling Kumang, pada tanggal 25 Maret 1993, pada hari Raya Maria menerima Kabar Sukacita dari malaikat Gabriel. Secara resmi anggota pendirinya adalah 26 orang.


    Secara pribadi, saya percaya Munal dan Masiun mampu melaksanakan Rekomendasi GANG SELAT LOMBOK II dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Saya di Ketapang hanya memonitor saja perkembangannya. Di Ketapang, selain sibuk di Komisi Komsos, pada tahun 2001 saya bersama teman-teman mendirikan CU Pancur Solidaritas Ketapang, yang difasilitasi oleh A.R Mecer dan Munaldus, dkk dari Gerakan Pancur Kasih Pontianak, sekaligus BK3D Kalbar. Belakangan, ketika saya menjadi Ketua CU Pancur Solidaritas Ketapang 2 periode (2005 – 2011), kami banyak belajar dari CU Keling Kumang yang sudah berada jauh di depan dalam mengelola Credit Union. Dalam banyak kesempatan saya banyak berdiskusi dengan Munal yang saat itu Ketua CU Keling Kumang, untuk mengembangkan CU Pancur Solidaritas Ketapang, bahkan dalam beberapa kesempatan saya mengundang dia untuk memberikan pelatihan di Ketapang. Banyak sistim di CU PS, saya adopsi dari CU.Keling Kumang, karena Munal dan Yohanes Rumpak (GM CU KK) tidak pelit memberikan informasi yang saya perlukan. Pada suatu kesempatan secara bergurau saya sampaikan di depan Pengurus,Pengawas dan staf CU Pancur Solidaritas bahwa “ketua CU KK dan CU PS adalah saudara, maka CU KK dan CU PS juga saudara”.


    Pada tahun 2014, sekitar awal September, di selala-sela saya mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika di SMKN 1 Ketapang, Yohanes Rumpak, GM CU KK menelpon saya, agar dapat datang ke Kantor Pusat CU KK di Sekadau untuk memfasilitasi pendirian sebuah SMK milik CU KK di Sekadau, yang kemudian diberi nama SMK Keling Kumang. Saya saat itu kaget dan agak ragu menjawabjawab, apakah ya atau tidak. Apakah saya bisa dan mampu? Ketika saya masih berkutat dengan pikiran saya, di ujung telepon Yohanes RJ yang dalam silsilah keluarga masih keponakan saya, menyatakan begini dalam bahasa daerah, “Nai isik orang lain, Man, Nuan me!”. Suaranya tegas dan jelas. Kalimat itu berarti,” tidak ada orang lain, Hanya Paman”. Selintas otak saya bekerja keras, mengapa Yohanes bisa membuat pernyataan demikian? Lalu saya berfikir lagi, “Bukankah saya saat ini seorang Kepala Sekolah SMK?” Dari seluruh aktivis CU KK hanya saya yang Kepala SMK. Masuk akal kalau dia berkeyakinan bahwa saya bisa. Akhirnya saya menjawab “Ya”. Itulah awalnya, saya DIPANGGIL PULANG” untuk terlibat secara langsung dalam Gerakan Keling Kumang. Sejak Oktober 2014, ketika Lokakarya pendirian SMK KK, saya secara rutin bolak- balik Ketapang, Sekadau, Sintang mengurus persekolahan Keling Kumang sebagai pengurus Yayasan sampai sekarang. Saya memaknainya sebagai “PANGGILAN TANAH KELAHIRAN”. “Di sanalah aku berdiri menjadi pandu ibuku”.


    Dalam hal meningkatkan jenjang pendidikan, saya tidak pernah mengubur impian menjadi sarjana. Dalam kesibukan yang padat, baik di lembaga pendidikan maupun sosial (di Lingkungan Gereja dan Credit Union), saya melanjutkan S1 melalui jalur Universitas Terbuka. Bekerja sambil kuliah. Walaupun menyelesaikannya tertatih- tatih dan dalam usia yang sudah tidak muda lagi, akhir nya saya berhasil diwisuda menjadi Sarjana Pendidikan Matematika di Jakarta pada 20 Oktober 2009, saat Presiden SBY dilantik untuk periode ke-2. Pada tahun itu juga, saya mengambil Program S2 di STIE Ganesha Jakarta, dengan konsentrasi bidang Manajemen Pendidikan dan selesai tahun 2011. Inilah hadiah Ulang Tahun saya yang ke- 50, Hadiah Pesta Emas. Menghadiahi diri sendiri.


    Sebagai saudara nomor 2 dari 9 bersaudara dan saudara laki-laki tertua dari 4 bersaudara (berturut-turut :Musa, Munal, Mikael dan Masiun), saya berharap agar kami ber-empat yang laki-laki dapat meraih pendidikan minimal S2. Munal sudah paling duluan meraih S2 dari Ohio State University, Amerika Serikat. Yang lain selesai S2 berturut-turut Musa (2011), Masiun (2012) dan Mikael (2016). Masiun Magister Ekonomi di UNTAN dan Mikael Magister Hukum juga di UNTAN. Harapan tercapai pada 2016. Bahkan Masiun berhasil meraih pendidikan S3 di Fakultas Ekonomi UNTAN tahun 2021, sedangkan saya dan Mikael baru mengambil program S3 pada tahun 2024 di Institut Agama Kristen Negeri Palangkaraya bersama Masri Sareb Putra, Adilbertus AS dan Valentinus Narung; ber-5 utusan dari Institut Teknologi Keling Kumang Sekadau.


    Saat ini, tepatnya tahun 2024 tongkat estafet kepemimpinan CU KK dipercayakan di pundak Stefanus Masiun, setelah sebelumnya amanah tersebut diletakkan di pundak Mikael selama 8 tahun dan Munaldus selama 20 tahun sejak didirikan, yang telah berhasil meletakkan fondasi berdiri kokohnya CUKK dan melakukan kaderisasi untuk para aktivisnya. Saat ini, CU.Keling Kumang memilki anggota hampir 240.000 orang dan asset lebih dari 2 T. CU. Keling Kumang menjadi tempat belajar bagi Credit Union- Credit Union di Indonesia dalam hal spin out koperasi atau pemekaran koperasi. CU Keling Kumang berhasil membangun sebuah Gerakan yang dikenal dengan nama Gerakan Keling Kumang (Keling Kumang Network) yang terdiri atas 5 lembaga berbadan Hukum Koperasi (CU.Keling Kumang(Koperasi Simpan pinjam), Keling Kumang Mart (Koperasi Konsumen), Keling Kumang Agro (Koperasi Produksi), Keling Kumang Tampun Juah (Koperasi Jasa / Hotel) dan Koperasi Petani Sawit Keling Kumang (Koperasi Kebun) serta Yayasan Pemberdayaan Sumberdaya Keling Kumang (bergerak di bidang budaya dan lingkungan berupa Agrowisata Taman Kelempiau) dan Yayasan Pendidikan Keling Kumang yang menyelenggarakan SMK Keling Kumang, Institut Teknologi Keling Kumang dan Asrama Putri Kumang serta asrama  Mahasiswi Kumang (asrama Rusun ITKK).


    Semoga usaha dan jerih payah yang kita lakukan bersama seluruh kader-kader dan aktivis Gerakan Keling Kumang, sungguh dapat MENJADI BERKAT BAGI TANAH DAYAK dan apa yang kita kerjakan, dampaknya MENJADI KEBANGGAN BANGSA.



    Ketapang, 10 Januari 2025)

    (Saat Ultahku ke- 64)




    Lebih baru Lebih lama

    نموذج الاتصال