Oleh : Redemptus Musa
Dalam rangka memperingati 40 tahun atau Lustrum ke-8 SMP St.Augustinus Ketapang, saya diminta oleh Panitia untuk membuat tulisan tentang pengalaman saya selama bertugas di SMP St. Augustinus Ketapang
Saya secara resmi diterima sebagai tenaga pengajar di sekolah ini, yang kala itu bernama SMP Usaba 2, pada tanggal 17 Juni 1982 melalui surat yang disampaikan Sr. Albertina,OSA yang saat itu menjabat sebagai Kepala Sekolah. Saat itu saya berusia 21 tahun. Saya mengetahui sekolah ini melalui Pastor Paroki Sekadau, Pastor Agustinus Agus, Pr (sekarang Uskup Agung Pontianak) yang menghubungkan saya kepada Sr. Albertina. Setelah diterima, saya siap berangkat menuju Ketapang pada akhir Juni 1982. Tetapi kemudian saya diminta untuk tidak usah ke Ketapang, melainkan agar mendaftarkan diri ke Pendidikan Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (PGSMTPN) Pontianak, karena saya sudah punya pengalaman mengajar sebagai guru SD dan SMP di Sekadau selama setahun lebih. Pengalaman itu adalah syarat utama untuk dapat diterima.Jurusan yang ada cuma satu, yaitu jurusan IPA. Dan jadilah saya langsung mendapatkan tugas belajar dengan beasiswa dari Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah Ketapang untuk jangka waktu satu tahun. Dan memang syarat menjadi guru SMP saat itu minimal berijazah Diploma satu atau PGSMTP. Tugas ini saya selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Selama di Pontianak, walaupun Cuma setahun, di malam hari saya juga mengikuti Kursus Bahasa Inggeris, karena saya menyukai pelajaran ini. Kelak ini bermanfaat dalam mendukung tugas saya. Disamping itu, disela-sela kesibukan saya juga memberi pelajaran tambahan kepada murid SD sebanyak 7 orang. Lumayan untuk bantu biaya hidup.
Pada akhir Juni 1983 saya berangkat menuju Ketapang dengan menggunakan Bis Air. Jarak Pontianak Ketapang ditempuh 2 hari dan 1 malam. Suatu pengalaman berharga buat saya, bekerja di rantau orang. Di tempat baru ini, saya tinggal di asrama guru yang baru saja dibangun, bersama pak Papilus Abidin (Alm) dan pak Adi Samuel (Guru Agama).
Di sekolah, saya disambut dengan ramah oleh Sr. Albertina,OSA(alm) dan para dewan guru dan staf. Para siswa/i yang adalah mayoritas perempuan itu, sangat ramah dan bersahabat. Saya merasa menemukan keluarga baru. Saat itu, jumlah siswa sekitar 200 an orang, yang terdiri atas 6 rombongan belajar.
Ketika pembagian tugas mengajar tahun pelajaran 1983/1984, saya dipercaya oleh Kepala Sekolah mengajar Fisika dan Bahasa Inggeris kelas III. Kebetulan guru Bahasa Inggeris sebelumnya, Br.Salvinus,FIC tidak bisa membagi waktunya lagi. Saya terima tugas itu sebagai suatu amanah, kepercayaan dan juga tantangan. Saya juga mendapat tugas sebagai wali kelas 3 B waktu itu.
Demikianlah, sejak saat itu saya menjalani tugas sebagai guru SMP Usaba 2, yang saat itu bernaung dibawah Yayasan Usaba, yayasan milik Keuskupan Ketapang. Saat itu, semua sekolah Katolik di Ketapang baik yang milik Para Bruder FIC, milik Para Suster OSA dan milik Keuskupan sendiri, semua bernaung dibawah Yayasan Usaba. Para siswa di sekolah ini 80 % berasal dari pedalaman dan mayoritas tinggal di asrama putri dan sisanya berasal dari seputar kota Ketapang. Mereka anak-anak yang menyenangkan. Kalau ada beberapa yang degil, ya itu biasa.
Pada tahun 1986, sejumlah guru-guru Yayasan didorong untuk mengikuti Tes PNS, dengan harapan menjadi PNS dpk (dipekerjakan di Sekolah swasta). Tapi sayang, dari 8 orang yang ikut tes dan lulus serta diangkat menjadi PNS pada awal tahun 1987, yang dikembalikan Cuma 3 orang, termasuk saya. Saya sempat ditempatkan di SMP Usaba 6 Menyumbung, tetapi tidak pernah bertugas langsung disana, berkat usaha dari Sr. Albertina,OSA waktu itu.
Pesan Sr. Albertina,OSA (Alm) yang selalu saya ingat adalah 1). Dalam keadaan tertentu, misalnya ada guru yang sakit, atau harus cuti melahirkan, maka semua guru yang ada harus berusaha dapat mengampu semua mata pelajaran, 2) aktiflah di kegiatan Gereja (Kring, Paroki, bahkan Keuskupan), 3) Laksanakan tugas dengan disiplin dan penuh tanggungjawa dan 4) guru dan pegawai putri tidak diperkenankan menggunakan celana panjang saat bertugas di sekolah;kita semua diminta menggunakan pakaian yang sopan dan rapi, sesuai ketentuan sekolah.5). Layani siswa/I yang menjadi tanggungjawab kita dengan sebaik-baiknya(misalnya sebagai wali kelas, atau mendapat tugas tertentu di sekolah)
Di sekolah ini saya merasa ditempa dan menemukan jatidiri saya. Di luat tugas pokok, di sore hari saya masih sempat mengajar di SMP PGRI Sei Awan (Bahasa Inggeris) dan di SMA Antiokhia (Biologi) dalam kurun waktu tidak kurang dari 10 tahun. Di samping itu, saya aktif di Paroki bahkan sempat menjadi salah satu Ketua Dewan Pastoral Paroki dan di tingkat Keuskupan saya pernah menjadi Ketua Komisi Komsos Keuskupan Ketapang selama 6 tahun (2001 – 2007) yang membuat saya memiliki kesempatan berkeliling hampir sebagian besar Indonesia. Saya juga aktif sebagai pengurus CU.Pancur Solidaritas Ketapang, yang kami dirikan bersama sejumlah pendiri. Di sini, membuat saya bisa beberapa kali bepergian ke luar negeri.
Suatu hal yang saya banggakan dari para kepala sekolah saya adalah mereka memberikan ruang kepada kita untuk berkembang dan berkiprah di luar tugas pokok, tanpa harus mengabaikan tugas pokok. Saya adalah orang yang tidak betah “terkungkung” oleh tugas sekolah semata, sehingga rutinitasnya hanya rumah dan sekolah tiap hari. Keaktifan saya di luar tugas pokok membuat wawasan saya menjadi lebih luas dan berkembang, bahkan dapat saya tularkan kepada teman sejawat dan para peserta didik.
Saya punya kerinduan yang mendalam untuk menjadi sarjana, yang belum kesampaian ketika saya mulai bertugas di Ketapang. Syukurlah saya dapat mengikuti pendidikan penyetaraan melalui program pemerintah. Tahun 2000, saya lulus Diploma 3 jurusan matematika dan tahun 2009 saya berhasil meraih gelar sarjana jurusan pendidikan Matematika dari Universitas Terbuka. Bahkan pada tahun 2009 itu juga saya memiliki kesempatan mengambil program S2 di STIE Ganesha Jakarta jurusan Manajemen Pendidikan, berkat dukungan pendanaan dari gerakan Credit Union dan lulus pada awal tahun 2011. Begitu lulus S1, saya mengikuti program sertifikasi guru dan Lulus Sertifikasi guru pada tahun 2010. Ketika Sr. Albertina,OSA menjadi Ketua yayasan, pada tahun 2002 saya diminta beliau untuk membantu di kantor Yayasan bidang pendidikan, sambil tetap mengajar di SMP Santo Augustinus selama 3 hari (selasa, Rabu dan Kamis), sedangkan pada hari Jum’at, sabtu dan senin saya bekerja di Kantor yayasan, yang secara berkala mengunjungi unit pendidikan di pedalaman. Di yayasan ini saya bertugas selama 10 tahun dan mengasistensi 3 ketua, yaitu Sr. Albertina,OSA, Sr. Adriana,OSA dan Sr. Gabriella,OSA. Pada masa Sr. Adriana,OSA, yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Ketapang, saya sering diutus menghadiri rapat-rapat Majelis Nasional Pendiddikan Katolik (MNPK) di berbagai tempat di Indonesia.
Pendek kata, saya tergabung di Keluarga besar SMP St. Augustinus sejak Juni 1982 sd. Juni 2012 ketika saya dipindahkan ke SMK Santo Petrus Ketapang, untuk mengemban tugas sebagai Kepala Sekolah. Bertugas untuk kurun waktu yang cukup panjang, yaitu 30 tahun, 30 tahun juga BERKANJANG bersama membangun dan membesarkan sekolah ini. Selama kurun waktu 30 tahun itu, saya dipimpin oleh 6 orang kepala sekolah: Sr. Albeetina,OSA(alm), Sr.Agnes,OSA(alm), Sr. Monica, OSA, Sr.Mariata,OSA dan Sr. Immaculata,OSA, serta Sr. Frederika,OSA. Secara kasar saya berhitung, bila dalam setahun ada rata-rata 100 orang lulusan, maka saya telah berpartisipasi mendidik hampir 3000 siswa. Suatu jumlah yang tidak sedikit.Saat ini banyak mereka yang telah menduduki jabatan penting di pemerintahan, anggota DPRD Kabupaten dan Propinsi serta menjadi pengusaha sukses dan tidak lupa ada juga yang sudah menjadi Pastor. Bila saya pergi ke pedalaman, banyak yang menyapa saya dan saya tidak kenal. Dan ternyata mereka mantan murid saya waktu di SMP ini. Betapa bangganya menjadi guru dan bangga telah menjadi bagian dari SMP ini (awalnya SMP Kartini, berubah menjadi SMP Usaba 2 dan terakhir SMP St. Augustinus).Saat ini lingkungan makin asri, terakreditasi A dan bangunannya juga sudah sangat memadai. Saya serukan kepada masyarakat Kabupaten Ketapang, beramai-ramailah bergabung di SMP St. Augustinus yang kita banggakan dan kita cintai ini. Sukses bersama anda dan berkat Tuhan senantiasa menyertai anda.
Proficiat SMP Santo Agustinus Ketapang. Jayalah selalu. Selamat merayakan HUT ke- 40. Tuhan senantiasa beserta kita.
Ketapang, Senin, 4 Desember 2017
Salam hangat,